Kenali Sisi Negatif Jejak Digital

Penggunaan internet bisa memberikan manfaat positif sekaligus berdampak negatif bagi penggunanya. Banyak hal yang harus dipertimbangkan pengguna internet agar tidak berdampak buruk di kemudian hari.
Pengguna internet di Indonesia pada 2021 telah menunjukkan tren mengalami peningkatan. We Are Social mencatat bahwa pengguna internet di Indonesia telah mencapai 202,6 juta pengguna, di mana 170 juta penggunanya menggunakan media sosial.
Dapat dikatakan, pengguna internet di Indonesia kini sudah mencapai 61.8 persen dari total populasi Indonesia. Menurut Survei Literasi Digital di Indonesia pada 2021, indeks atau skor literasi digital di Indonesia berada pada angka 3,49 dari skala 1-5.
Skor tersebut menunjukkan bahwa tingkat literasi digital di Indonesia masih berada dalam kategori "sedang.” Sebagai respons untuk menanggapi perkembangan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) ini, Kementerian Komunikasi dan Informatika RI bersama Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) Siberkreasi berkolaborasi dan mencanangkan program Indonesia Makin Cakap Digital di Banjarmasin, Kalimantan Selatan, Rabu (29/6/2022), secara daring.
Relawan TIK Kalimantan Selatan, M Adi Bagus menjelaskan, Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik pertama kali muncul akibat adanya urgensi dimana belum adanya aturan di ranah dunia maya. Menurutnya, terdapat beberapa hal yang perlu dilakukan agar seseorang bisa bersikap bijak dalam bermedia sosial, salah satunya yaitu dengan mengenali potensi diri.
“Dengan mengetahui potensi diri, maka kita dapat memusatkan fokus pada pengembangan potensi tersebut dengan teknologi. Hal ini, secara otomatis mengikis atau menghindarkan diri dari hal-hal buruk di internet,” jelasnya.
Senada Relawan Mafindo Wilayah Samarinda, Kheyene Molekandella Boer menyampaikan, ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan sebelum mengunggah sesuatu di internet. Salah satunya yaitu memahami bahwa ruang virtual terdiri dari banyak individu dengan latar belakang yang beragam.
“Kita dapat merencanakan jejak digital kita dengan jejak digital yang baik, contohnya yaitu ketika nama kita ditulis maka yang muncul adalah prestasi-prestasi milik kita. Bahkan, ruang digital dapat digunakan sebagai sarana personal branding. Hal itu yang perlu kita optimalkan”, ujar Kheyene.
