Ragam Cara Menghadapi Perundungan Siber
![Pexels/CottonBro](https://static.republika.co.id/uploads/member/images/news/ntx7t8jcf6.jpg)
Berdasarkan survei yang digagas Microsoft, warganet Indonesia termasuk yang paling tidak sopan perilakunya di media sosial. Salah satunya adalah karena maraknya perundungan siber atau cyber bullying yang bisa berdampak buruk pada mental korban.
Menurut dosen Universitas Hasanuddin Makassar Janisa Pascawati, mengutip hasil riset Digital Civility Index pada Mei 2020 oleh Microsoft, terungkap bahwa Indonesia ada di peringkat pertama di kawasan Asia Tenggara sebagai negara paling tidak sopan bermedia sosial. Pengalaman perilaku tidak sopan yang pernah dialami warganet Indonesia antara lain ujaran kebencian (27 persen), korban hoaks dan penipuan (43 persen) dan korban tindakan diskriminasi (13 persen).
Sementara kelompok milenial menjadi kelompok yang paling sering dijadikan sasaran perundungan siber, yakni 54 persen. “Padahal, dampak perundungan itu luar biasa sekali, yaitu hilangnya rasa percaya diri pada anak, menghindar dari dunia luar, bersifat lebih agresif, trauma berkepanjangan, bahkan tidak menutup kemungkinan muncul keinginan untuk bunuh diri,” ujarnya, dalam webinar yang bertema “Mencegah, Menghadapi, dan Melawan Perundungan Digital”, Kamis (3/11), di Balikpapan, Kalimantan Timur, yang diselenggarakan Kementerian Komunikasi dan Informatika RI bersama Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) Siberkreasi.
Janisa menguraikan beberapa jenis kategori perundungan siber, yaitu flaming atau mengirim pesan bernada kasar pada seseorang. Ada pula online harassment atau mengirim pesan bernada melecehkan atau menghina.
Adapula denigration atau mengirim pernyataan yang merugikan dan tidak benar kepada seseorang ke orang lain dan mengunggahnya di internet. Atau exclusion atau secara sengaja mengucilkan seseorang dari kelompok atau grup.
![Image](https://static.republika.co.id/uploads/member/images/profile/thumbs/937ac8b68a3faba3ff019b331318775b.jpg)