Trik Bersosial Media tanpa Drama
Konflik antarkelompok masyarakat atau bahkan dalam lingkungan keluarga bisa berawal dari informasi sederhana di aplikasi percakapan. Oleh karena itu, praktik menyaring informasi sebelum membagikannya ke khalayak luas kini sangatlah penting.
Selain itu, netiket atau etiket di internet juga wajib dipahami setiap individu dalam berinteraksi di dunia digital. Dosen Universitas Multimedia Nusantara (UMN) Albertus Magnus Prestianta, dalam webinar bertema “Berpikir Sebelum Posting: Hindari Drama di Media Sosial!” yang berlangsung Senin (17/10) di Makassar, Sulawesi Selatan, menjelaskan, ada beberapa hal konflik sosial yang sering muncul di ruang digital.
Misalnya, aksi berbalas komentar di media sosial membuat sejumlah siswa SMA di Kecamatan Perbaungan, Kabupaten Serdang Berdagai, Sumatera Utara, yang nyaris berujung tawuran. Lalu, ada pula perbedaan pandangan dalam Pemilu Presiden 2019 yang membuat masyarakat terpecah-belah hingga ke level keluarga.
“Tidak jarang terjadi di sekitar kita. Saat meneruskan pesan yang menyinggung SARA. Informasi tersebut dibagikan lewat grup WhatsApp warga dan menyulut emosi warga lainnya. Lalu, bagaimana mengatasinya? Nah, dalam situasi itu, dibutuhkan apa yang namanya netiket,” ujar Albertus.
Menurutnya, netiket adalah seperangkat cara tentang perilaku dan tata krama saat berkomunikasi dengan orang lain lewat internet. Prinsip tersebut ibarat pepatah yang berbunyi di mana bumi dipijak, disitulah langit dijunjung.
Artinya, dimanapun kita berada, kita tetap harus menghormati aturan yang berlaku. “Agar tidak terjadi drama di media sosial, terapkan prinsip saring sebelum sharing atau membagikan informasi yang diterima. Kuasai pula keterampilan menyeleksi dan menganalisis informasi saat berkomunikasi di platform digital,” ucap Albertus.