Berstrategi agar Perusahaan Rintisan tetap Langgeng
Perusahaan rintisan berbasis teknologi banyak bertumbuh seiring pesatnya perkembangan teknologi digital. Namun, tak sedikit pula usaha rintisan yang bertumbangan dan kemudian gulung tikar.
Dalam webinar bertema “Bisnis Start Up, Apakah Masih Menjanjikan?” yang berlangsung Jumat (7/10) di Makassar, Sulawesi Selatan, dan diselenggarakan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika RI bersama Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) Siberkreasi, dibahas Kunci agar rintisan mampu bertahan dan berkembang adalah konsistensi dan inovasi.
Selain itu, perkembangan kebutuhan pasar patut diperhatikan. Digital Start Up Analyst Indra Puspita menjelaskan, mengutip Neil Blumenthal, definisi rintisan, yaitu perusahaan yang dirancang untuk memecahkan masalah berupa solusi tidak terbatas.
Namun kesuksesannya pun tidak terjamin. Berbeda dengan perusahaan konvensional yang membuat produk dan menjualnya ke pasar, usaha rintisan lebih menyoroti masalah yang ada di pasar.
Hal ini membuat rintisan dianggap menjadi solusi bagi masalah yang dihadapi banyak orang. "Ciri khas startup dalam memecahkan masalah adalah dengan menggunakan teknologi," ujarnya.
Mengenai kesuksesan rintisan yang tidak terjamin, lanjut Puspita, hal itu bukan berarti masa depan usaha rintisan itu suram. Sebagai perusahaan baru, banyak faktor kegagalan yang mengintai startup.
Namun, bukan berarti pasti gagal. Banyak rintisan yang meraup sukses dan memperbesar pasarnya hingga berpredikat nexticorn, unicorn, dan decacorn. “Untuk memulai membuat usaha rintisan, tentukan terlebih dahulu target pasarnya. Kemudian, pikirkan bagaimana produk kita itu memiliki peluang di pasar, dan apa yang mendorong pelanggan membeli produk," ujar Puspita.
Selain itu, lanjut dia, penting pula memperhatikan bagaimana cara pelanggan membeli produk juga harus dipikirkan dan melalui apa saja produk tersebut dijual. Kunci keberhasilan startup adalah konsistensi dan inovasi,” jelas Puspita.
Mengenai perkembangan startup di Indonesia, menurut content creator Abidah Pulana, Indonesia merupakan negara urutan ke-10 dari jumlah perusahaan rintisan terbanyak di dunia. Tercatat, ada 2.346 meski jumlah ini berkurang banyak dari sebelumnya akibat pandemi Covid-19 yang melanda Indonesia sejak awal 2020 lalu.
Selain itu, disebabkan ketatnya persaingan antarstartup, sebanyak 20-60 perusahaan yang bergerak di bidang yang sama terpaksa mengurangi karyawannya. Untuk merintis dan mengembangkan startup, lanjut Abidah, keahlian yang dibutuhkan adalah pemahaman lanskap digital yang baik.
Contohnya, adalah pengetahuan dasar yang baik tentang dunia digital, serta menentukan segmentasi dan mulai bergerak memberikan inovasi baru dalam platform digital. “Jangan lupa untuk membuat riset dengan sering sehingga dapat mengembangkan kembali nilai-nilai perusahaan,” ujarnya.