Cerdas Sampaikan Kritik di Ruang Digital
Penetrasi internet yang tinggi, kerap membuat lupa para penggunanya bahwa semua di ruang maya sejatinya tetap memiliki batasan. Oleh karena itu, segala hal yang disampaikan di dunia digital, termasuk menyampaikan kritikan, harus sesuai koridor yang berlaku agar tidak terseret ke ranah hukum.
Pemahaman bahasa yang baik dan benar, juga sangat penting dalam upaya berekspresi di dunia digital. Pada webinar bertema “Etika Penyampaian Opini & Kritik di Ruang Digital” yang berlangsung Rabu (5/10), di Makassar, Sulawesi Selatan, dosen Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Islam Bandung, Rita Gani menjelaskan, perkembangan teknologi digital saat ini, tumbuh demikian pesat.
Pengguna internet di Indonesia pada awal 2022 ini tercatat telah mencapai 210 juta pengguna atau sekitar 77 persen dari populasi Indonesia. Namun, tingginya penetrasi penggunaan internet di Indonesia ternyata menyimpan masalah, salah satunya adalah ekspresi di dunia digital yang berlebihan.
“Hal yang berlebihan itu mencakup komentar, maupun memposting segala sesuatu, bahkan yang sifatnya pribadi sekalipun di media sosial," ungkap Rita. Sebaiknya, ia melanjutkan, kita perlu menahan diri dalam berekspresi di media sosial karena memang ada batasannya.
Rita menambahkan, apabila tak mampu menahan diri, kerap kali apa yang disampaikan di media sosial justru berujung pada masalah. Ia mencontohkan, cara memberi kritikan pada pihak lain di media sosial yang buruk, seperti menggunakan kata kasar atau memaki.
Langlah ini justru berpotensi akan berujung disomasi. Kritik, menurut Rita, tidaklah terlarang, tetapi sebaiknya diberikan dengan cara yang positif dan konstruktif.
Cara menyampaikan kritik di media sosial, ia menjelaskan, bisa diawali dengan pernyataan maaf, lalu menyebutkan hal-hal yang dirasa sudah baik. Kemudian, kritiklah pada hal-hal yang konkret dan bisa diperbaiki. Hindari pula pernyataan yang bersifat asumsi dan tambahkan kata-kata motivasi.
Perhatikan Etika
Senada, CTO MEC Indonesia, Dedy Triawan menjelaskan pentingnya menggunakan bahasa yang santun dalam bermedia sosial. Menurut dia, penggunaan bahasa yang baik dan benar harus berpatokan pada etika dan tata krama yang ada.