Lebih Produktif di Era Ekonomi Sirkular

Konsep ekonomi sirkular berkaitan dengan salah satu kebijakan yang digulirkan Kementerian Perindustrian, yakni industri hijau. Implementasi industri hijau mengupayakan efisiensi dan efektivitas terhadap penggunaan sumber daya secara berkelanjutan.
Sehingga, mampu menyeleraskan pembangunan industri dengan kelestarian fungsi lingkungan hidup. Termasuk juga, agar dapat memberikan manfaat bagi masyarakat.
Selain dapat membantu pelestarian lingkungan, ekonomi hijau juga mampu meningkatkan pertumbuhan PDB Indonesia. Penerapan konsep ekonomi hijau diperkirakan, berpotensi menghasilkan 4,4 juta tambahan lapangan pekerjaan. Dimana tiga perempatnya, memberdayakan perempuan dengan kesempatan yang lebih baik pada 2030.
Di sisi lain, pengembangan ekonomi sirkular saat ini juga telah berhasil membawa peluang bagi sejumlah sektor industri di Indonesia, termasuk Ajinomoto. “Ajinomoto telah melakukan praktik ekonomi sirkular sejak 2009. Di hulu, dengan teknologi yang kami punya, kami menekan penggunaan bahan baku mentah untuk meningkatkan produktivitas," ujar Yudho Koesbandryo selaku Direktur PT Ajinomoto Indonesia ketika menjadi pembicara dalam Webinar Festival Peduli Sampah yang diselenggarakan Kementerian Lingkungan Hidup & Kehutanan (KLHK) RI.
Pada proses tersebut hingga mencapai hilirnya, ia melanjutkan, Ajinomoto menghasilkan produk samping yang memiliki nilai jual dan bisa diaplikasikan di bidang pertanian dan peternakan. "Selain mengolah produk samping cair dari hasil produksi MSG, di Agriculture Development (Agri Dev) Department kami juga bertanggung jawab untuk mengolah produk samping dalam bentuk padat menjadi pembenah tanah GCC Mix, material pakan ternak, dan beberapa produk sampingan lainnya yang juga mempunyai nilai jual,” Yudho menjelaskan.
