Digitalnote

Menjaga Nilai dalam Interaksi di Dunia Maya

Stockvault/Jack Moreh
Stockvault/Jack Moreh

Sama seperti di dunia nyata, ketika berinteraksi di dunia maya, kita juga tetap harus menjaga nilai-nilai kebaikan. Hal tersebut mengemuka dalam webinar bertema “Tanamkan Nilai Pancasila dan Bhineka Tunggal Ika di Ruang Digital” yang diselenggarakan Kementerian Komunikasi dan Informatika RI bersama Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) Siberkreasi di Kalimantan, Selasa (19/7).
Ketua Komunitas TDA 7.0 wilayah Kaltimbar Surya Fajar mengatakan, nilai-nilai Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika harus dijadikan panduan karakter dalam beraktivitas di ruang digital. Untuk menjadi warga digital yang Pancasilais, saat ini kita memerlukan kemampuan berpikir kritis.
Menurut Surya, berpikir kritis melatih orang untuk tidak sekadar sharing, namun mempertimbangkan apakah informasi atau konten yang akan diproduksi dan dibagikan itu selaras dengan nilai Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika. “Salah satu tantangan budaya digital adalah minimnya pemahaman akan hak-hak digital," ujarnya.
Orang yang rendah pemahamannya akan nilai Pancasila, Surya melanjutkan, tidak mampu membedakan keterbukaan informasi publik dengan pelanggaran privasi di ruang digital. Selain itu. Mereka juga tidak tahu informasi mana yang boleh disebarkan dan mana yang harus disimpan atau privasi. "Padahal, kalau ini dilanggar, ada hukumannya sesuai UU ITE,” tukasnya.
Senada, Pengurus bidang Kemitraan dan Legal RTIK Provinsi Bali I Komang Suartama menambahkan, kurangnya pemahaman akan nilai-nilai Pancasila, akan menyebabkan ketidakmampuan dalam membedakan misinformasi, disinformasi dan malinformasi.

Ikuti Ulasan-Ulasan Menarik Lainnya dari Penulis Klik di Sini
Image

Technology believer.. tech-society observer.. recovering digital addict