Waspadai Sisi Gelap Dunia Digital
Era digital, tak hanya menwarkan kemudahan dalam berbagai aspek kehidupan. Ada pula berbagai gangguan kecemasan akibat kehidupan di dunia maya, salah satunya fear of missing out alias FOMO.
FOMO adalah rasa takut akan ketinggalan dalam banyak hal dari orang lain memiliki dampak buruk pada mental seseorang. Selain selalu dihantui perasaan cemas, seseorang akan memiliki ketergantungan atau kecanduan menggunakan gawai.
Padahal, belum tentu semua informasi yang diakses lewat gawai tersebut bermanfaat. Demikian yang dibahas dalam webinar berjudul “Fear of Missing Out (FOMO) Sindrom Sosial Zaman Now”, Jumat (15/7), di Kalimantan, yang diselenggarakan Kementerian Komunikasi dan Informatika RI bersama Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) Siberkreasi.
Dalam acara tersebut, JaWAra Internet Sehat 2022 Azmi Irfala menyampaikan, definisi FOMO secara sederhana yaitu merasa takut ketinggalan segala hal dari orang lain. Dalam hal ini, ada kontrol diri yang hilang sehingga seseorang selalu ingin mengikuti tren dan tidak mau ketinggalan zaman.
Sehingga, salah satu ciri orang yang FOMO biasanya kecanduan gawai dan kerap menghabiskan waktu berjam-jam bermain media sosial. Sehingga mereka terpapar banyak informasi yang belum tentu bermanfaat.
“Karena selalu ingin mengikuti tren, bisa jadi dia membeli sesuatu yang tidak penting atau tidak dibutuhkan sehingga jadi konsumtif. Kondisi keuangan atau uang jajannya mungkin tidak banyak, tapi karena terkesan pada promo dan tren menarik jadi maksain untuk beli bahkan berutang pakai Pay Later,” ujar Azmi.
Meski begitu, ia melanjutkan, FOMO tidak selalu negatif. Terutama jika seseorang mengikuti tren dan menjadikannya sebagai bahan pembelajaran serta bisa memilih tren yang penting atau bermanfaat.
FOMO juga bisa menjadi tren positif itu bisa ditularkan sebagai inspirasi atau motivasi bagi orang lain. “Misalnya di medsos melihat ada teman yang berprestasi ranking satu sehingga membuat semangat dan memotivasi diri sendiri dan orang lain,” ucapnya.
Sementara itu, Relawan TIK Provinsi Bali I Wayan Adi Karnawa menyinggung fenomena di era digital di mana orang lebih takut ketinggalan gawai ketimbang dompet. Terlebih, orang yang FOMO biasanya punya rasa takut atau khawatir berlebih akan ketinggalan tren sehingga selalu ingin mengecek gawainya setiap menit.
Bahkan, mereka bisa jadi lebih peduli dengan medsos daripada kehidupan nyata. “Dampak negatif FOMO itu bisa menimbulkan perasaan negatif, meningkatkan risiko terjadinya masalah psikologis seperti stress dan depresi serta antisosial.
Hal ini, Wayan melanjutkan, akan berujung pada turunnya rasa percaya diri dan mengganggu produktivitas.