Sukseskan Mimpi jadi Product Lead Manager Perusahaan Digital

Berkarier di dunia digital, saat ini sudah menjadi mimpi bagi banyak generasi milenial dan Z. Salah satu profesi yang cukup populer saat ini, adalah Product Lead Manager.
Product Lead Manager dari startup unicorn Xendit, Maria Sahara, pun membagikan pengalamannya bekerja di perusahaan rintisan di bidang teknologi finansial. Menurutnya,ada beberapa hal yang perlu diperhatikan apabila kita ingin menjadi menggeluti profesi yang satu ini, antara lain:
• Fokus Berikan Solusi untuk Permasalahan Pengguna
Seorang Product Manager harus bisa menjawab dan menerjemahkan kebutuhan pengguna kepada engineer di balik layar. Selain itu, Product Manager juga memiliki tanggung jawab untuk meyakinkan perusahaan kenapa fitur harus segera dibuat, berdasarkan analisis perbandingan antara upaya yang dibutuhkan dan keuntungan yang bisa didapat.
Untuk bisa menjadi Product Manager yang baik, kita juga perlu berempati dan memahami betul pengalaman pengguna ketika mengoperasikan platform atau aplikasi yang kita miliki. Demi mendapatkan umpan balik yang efektif dan jujur, kita juga bisa meminta testimoni atau pendapat langsung dari pengguna, serta memantau komentar pengguna (biasanya via Play Store atau Apple Store).
Setelah memahami akar permasalahannya, barulah Product Manager bisa menghadirkan produk dan inovasi teknologi yang menjawab kebutuhan pasar secara tepat.
• Kemampuan untuk Mendengarkan
Salah satu hal yang harus dimiliki seorang Product Manager adalah keterampilan mendengarkan dan menyimak hal-hal yang eksplisit maupun implisit. Misalnya, ketika berencana membuat produk digital baru, selalu tanyakan pada diri sendiri “Apa saja kira-kira hambatan yang akan dihadapi tim dalam proses eksekusi?”
Langkah ini akan membuat kita bisa mengantisipasi risiko dan solusi yang tepat, jika terjadi masalah di tengah jalan. “Product Manager berada di tengah-tengah antara produk, pengguna, perusahaan, dan masalah yang ingin dipecahkan. Karena itu, kita harus punya skala prioritas yang terstruktur, dan harus bisa menyederhanakan masalah besar menjadi masalah kecil. Jika tidak, bisa-bisa kita malah kewalahan karena banyaknya input dari berbagai arah,” ungkap Maria.
