Literasi

Ini Penyebab Paylater Makin Booming

  Photo by <a href=Andrea Piacquadio from Pexels" />
Photo by Andrea Piacquadio from Pexels

Popularitas lokapasar yang luar biasa tinggi sejak pandemi di 2020 mendorong pesatnya adopsi pembayaran digital, termasuk paylater, di kehidupan masyarakat sehari-hari. Riset Perilaku Konsumen E-Commerce Report 2021 mengungkapkan pengguna metode pembayaran paylater di Indonesia meningkat selama pandemi, dengan 55 persen dari konsumen yang menyatakan pernah menggunakan paylater, baru menggunakannya saat pandemi.

Di Asia Tenggara, terutama di Singapura, India, dan Filipina, paylater telah menguasai setidaknya tiga persen, dari market share transaksi di lokapasar. Sementara secara global, pertumbuhan industri paylater juga diprediksi meningkat hingga dua kali lipat pada periode 2020 - 2024.

Industri paylater juga terus beriringan dengan pengembangan industri lokapasar. Hal ini pun tercermin dari preferensi konsumen dalam memilih metode pembayaran digital untuk berbelanja di lokapasar, dengan 27 persen responden menggunakan paylater untuk berbelanja di lokapasar paling tidak satu kali dalam setahun terakhir, bersaing dengan metode pembayaran e-wallet dan transfer bank.

Scroll untuk membaca

Scroll untuk membaca

Berdasarkan riset yang dilakukan Kredivo, setidaknya ada tiga faktor utama yang mendorong pertumbuhan industri paylater, yaitu:

1. Kesenjangan akses kredit di Indonesia yang masih tinggi versus percepatan adopsi digital

Menurut data Bank Indonesia, jumlah kartu kredit di Indonesia mencapai 16,5 juta pada September 2021, atau mengalami penurunan enam persen dari jumlah tertinggi 17,5 juta di Februari 2019. Secara keseluruhan, penetrasi kartu kredit di Indonesia hanya mencapai enam persen dari total populasinya.

Hal ini membawa peluang komersial tinggi bagi pembayaran digital termasuk paylater. Terlebih dengan percepatan adopsi digital yang terus meningkat signifikan karena pandemi. Bahkan, kini kartu kredit merupakan metode pembayaran yang paling sedikit diminati oleh konsumen saat bertransaksi di lokapasar, yaitu kurang dari lima persen.

2. Paylater juga dirancang untuk memberi nilai tambah bagi merchant

Sejak awal kehadirannya, paylater dirancang bukan hanya untuk memenuhi kebutuhan dari sisi konsumen, namun juga memberikan nilai tambah para merchant dari sisi transaksi dan jangkauan pasar. Melalui integrasi dengan paylater, para merchant mampu mengalami peningkatan transaksi, dengan setidaknya mendorong tiga hingga empat persen dari gross merchandise value (GMV) merchant lokapasar teratas.

Selain itu, dari sisi persentase pembelian, berdasarkan jumlah barang yang disimpan oleh pelanggan di keranjang belanja, paylater memungkinkan merchant yang telah terintegrasi dengan paylater memiliki cart conversion rate 50 persen lebih tinggi selama checkout.

3. Pengalaman lebih mulus bagi konsumen

Kemampuan teknologi paylater memungkinkan konsumen mendapat persetujuan secara instan, sehingga konsumen akan lebih nyaman dan bertransaksi dua sampai tiga kali lebih sering. Inovasi teknologi industri ini mampu menghadirkan sistem skor kredit secara cepat dan kemampuan manajemen risiko yang terjamin.

Ikuti Ulasan-Ulasan Menarik Lainnya dari Penulis Klik di Sini
Image

Technology believer.. tech-society observer.. recovering digital addict