Tips Agar tak Boncos Ketika Main Kripto
Sejak pandemi terjadi, industri kripto makin populer. Aset digital pun kian dilirik sebagai sebagai salah satu asel investasi alternatif, terutama di Indonesia.
Data dari Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) menunjukkan, jumlah pelanggan aset kripto Indonesia mencapai 7,5 juta orang di akhir tahun lalu. Angka ini melonjak hampir dua kali lipat dibandingkan 2020 yang hanya empat juta orang.
Jumlah pemilik aset kripto di Indonesia juga melonjak hampir dua kali lipat tahun lalu. Berdasarkan data Bappebti, jumlah pelanggan aset kripto Indonesia di perdagangan mencapai 7,5 juta orang akhir tahun lalu.
Angka ini melonjak hampir dua kali lipat atau 87,5 persen dibandingkan catatan 2020, yakni empat juta orang. Tak hanya jumlah pelanggan, nilai transaksi kripto bahkan meningkat hingga 636,15 persen menjadi Rp 478,5 triliun hingga Juli 2021.
Nilai ini naik signifikan dibandingkan 2020 yakni Rp 65 triliun. Asosiasi Blockchain Indonesia juga mencatat, pengguna aset digital terus melonjak meskipun posisi Indonesia dari sisi jumlah penggunanya masih ada di posisi 30 secara global. Posisi Indonesia juga masih di bawah Malaysia dan Vietnam.
Sebelum memutuskan untuk terjun ke dalam rimba belantara perdagangan aset kripto, ada beberapa hal yang harus diperhatikan, antara lain:
1. Selalu gunakan 'uang beku'
Apabila selama ini kita sering mendengar istilang uang dingin, untuk berinvestasi di aset kripto, ada baiknya kita memakai uang yang bukan hanya dingin tapi juga beku.
Tingginya volatilitas di dunia aset digital, memang membuka peluang kita menikmati cuan hingga ribuan persen. Tapi, kripto juga bisa membuat kita kehilangan nilai uang kita hingga puluhan persen hanya dalam hitungan hari, bahkan jam.
Oleh karena itu, selalu gunakan uang beku alias uang yang benar-benar tidak akan kita gunakan dalam waktu dekat. Atau, lebih aman lagi gunakan uang yang memang kita benar-benar tidak tahu lagi akan kita gunakan untuk apa.
2. Jangan pernah pinjam untuk membeli aset digital
Naik turunnya harga aset digital, benar-benar tak bisa ditebak atau diduga. Oleh karena itu, jangan pernah meminjam uang untuk membeli aset digital. Apalagi, berpikir memutar uang pinjaman daring ke pasar kripto dan mengharapkan keuntungan.
3. Mulailah sedikit dulu
Ketika baru awal terjun di dunia kripto, selalu gunakan dana sedikit dulu. Jangan langsung gegabah membeli salah satu aset dalam jumlah banyak agar tidak shock ketika harga turun. Setelah kita merasakan naik turun dari nilai uang kita, barulah kita putuskan akan menambah lagi jumlah kepemilikan aset kita, beli aset digital yang berbeda, atau malah diambil ketika sudah ada cuan yang didapat.
4. Riset, riset, dan riset
Sebelum membeli salah satu aset digital, pastikan kita memilih proyek yang benar-benar memilik fundamental yang baik. Hal ini bisa bisa diketahui dari profil sang penggagas proyek, rekam jejaknya, kekuatan komunitas pendukungnya, chart naik turun harga aset yang diincar, white paper dari proyek yang kita lirik, hingga cek kalender event dari proyek tersebut sampai setahun ke depan.
Untuk urusan riset, selalu ingat pesan dari CEO Binance, Chengpeng Zao, pelajari dulu, baru kemudian putuskan.