Money Dysmorphia, Efek Baru Medsos Terhadap Konsep Kekayaan
Dalam beberapa waktu belakangan, istilah money dysmorphia cukup sering bergaung di media sosial. Money dysmorphia adalah kondisi psikologis di mana seseorang memiliki persepsi yang tidak realistis atau distorsi terhadap jumlah uang yang dimilikinya.
Mirip dengan body dysmorphia yang melibatkan persepsi yang salah terhadap tubuh seseorang, money dysmorphia melibatkan persepsi yang tidak seimbang terhadap kekayaan finansial. Individu yang mengalami money dysmorphia mungkin merasa tidak pernah cukup kaya, meskipun secara objektif memiliki jumlah uang yang mencukupi untuk memenuhi kebutuhan mereka.
Kondisi ini dapat menyebabkan stres, kecemasan, dan perilaku keuangan yang tidak sehat, seperti pengeluaran berlebihan atau ketakutan yang berlebihan terhadap kehilangan uang.
Penting untuk diingat bahwa money dysmorphia bukanlah masalah yang berkaitan dengan jumlah uang yang sebenarnya dimiliki seseorang, tetapi lebih pada persepsi subjektif mereka terhadap kekayaan mereka. Terapi psikologis dan pendekatan yang terfokus pada kesehatan keuangan dapat membantu individu mengelola dan mengatasi money dysmorphia.
Sayangnya, media sosial ternyata dapat memperburuk money dysmorphia dengan beberapa cara:
1. Perbandingan Sosial
Media sosial seringkali menjadi tempat di mana orang memamerkan gaya hidup mewah dan keberhasilan finansial mereka. Ini dapat menyebabkan individu merasa kurang dari cukup jika merasa tidak sejalan dengan standar yang ditetapkan oleh konten yang mereka lihat, meningkatkan perasaan money dysmorphia.
2. Iklan dan Promosi
Media sosial adalah platform utama untuk iklan yang menampilkan gaya hidup mewah dan barang-barang mahal. Paparan berulang terhadap konten semacam ini dapat memperkuat persepsi yang tidak realistis tentang kekayaan dan kebutuhan materi yang tidak perlu.
3. Pengaruh Endorsement
Endorsement produk oleh selebriti atau influencer di media sosial sering kali memicu dorongan untuk menghabiskan uang pada barang-barang yang mungkin diluar kemampuan finansial seseorang, meningkatkan risiko money dysmorphia.