Mengenal Pentingnya Srubbing Center untuk Jaga Keamanan Data
Serangan siber telah menjadi bagian dari aktivitas digital keseharian masyarakat. Dilansir dari National Cyber Security Index (NCSI) pada 2023, Indonesia berada pada peringkat ke-49 keamanan cyber dari 176 Negara. Di Kawasan Asean Indonesia masuk peringkat lima besar setelah Malaysia, Singapura, Thailand, dan Filipina.
Imperva Inc perusahaan cyber security di sektor pelindung data business critical organisasi, pada Senin (29/4/2024) mengumumkan peluncuran Scrubbing Center keduanya di Jakarta, Indonesia.
Scrubbing center adalah pusat pembersihan data terpusat untuk keperluan analisa trafik dan menghapus trafik yang berbahaya.
Scrubbing center kedua ini menjawab kebutuhan lembaga pemerintah maupun perusahaan yang menangani beban-beban kerja kritikal, seperti perusahaan keuangan. Sekaligus juga para pelaku usaha yang menggerakkan perekonomian terbesar keempat di kawasan Asia Tenggara.
Ho Fei Wen, selaku Regional Sales Director Imperva Inc menjelaskan, serangan siber saat ini tak terhindarkan. Bahkan pencurian data pribadi masih menjadi tren kejahatan siber tahun ini.
Dimana data Badan Siber Sandi Negara (BSSN), menunjukkan bahwa di sepanjang 2023 telah terjadi anomali 403 juta trafik yang mengarah ke serangan siber ke Indonesia. Terlebih pada kondisi pertumbuhan bisnis di Indonesia yang tetap tumbuh pada 2024.
“Pertumbuhan bisnis yang positif telah menimbulkan tantangan tersendiri bagi para pelaku industri untuk memperkuat keamanan sistem informasi mereka. Selain itu, sebelumnya pada 2022, BSSN mencatat bahwa Indonesia banyak mengalami serangan siber yang kompleks.
Malware hingga MylotBot menjadi ancaman yang dominan. Sehingga menyebabkan peningkatan kebocoran data.
"Untuk itu, Scrubbing Center kedua yang Imperva dirikan ini merupakan solusi yang kami hadirkan untuk meningkatkan kinerja bisnis di Indonesia secara signifikan sekaligus memastikan layanan keamanan yang kuat bagi organisasi ataupun perusahaan melalui Point of Presence (PoPs) yang strategis,” jelas Ho Fei Wen.
Wen menambahkan, serangan siber saat ini semakin canggih dan mudah dilakukan. Sehingga dampaknya dapat menimbulkan kerugian baik secara finansial maupun reputasi. "Oleh karena itu, melalui Scrubbing Center kedua ini, Imperva menawarkan jaminan keandalan yang tinggi dan dilengkapi dengan sistem redudansi dan mekanisme failover untuk memastikan ketahanan layanan yang berkelanjutan, terutama dalam serangan-serangan DDoS," lanjutnya.
Selain keamanan, ada beberapa manfaat lainnya dari scrubbing center kedua milik Imperva ini. Termasuk berkurangnya latensi karena lokasinya yang strategis, uptime serta performa yang lebih tinggi, dan peningkatan skalabilitas untuk menjawab permintaan bisnis yang terus bertumbuh.
Pendirian Scrubbing Center kedua ini juga menjadi bukti nyata komitmen Imperva dalam membangun keamanan siber yang andal untuk mendorong pertumbuhan bisnis di Indonesia semakin baik.
Erwin Urip, selaku Presiden Direktur Blue Power Technology (BPT), anak perusahaan CTI Group, menjelaskan sebagai mitra solusi IT terkemuka di Indonesia dan distributor resmi Imperva, Blue Power Technology (BPT) berkomitmen untuk terus menghadirkan solusi teknologi dan informasi yang andal.
Khususnya, pada sistem keamanan untuk Indonesia. Hal ini sesuai dengan Peraturan Pemerintah Indonesia No. 82 tahun 2012 dimana dalam salah satu pasalnya menjelaskan bahwa penyedia jasa sistem elektronik harus memiliki kompetensi di bidang IT.
Erwin menambahkan, dengan didirikannya Scrubbing Center kedua oleh Imperva, dapat mendukung upaya pemerintah khususnya dalam menjalankan Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2022 tentang Perlindungan Data Pribadi (UU PDP) yang efektif berlaku pada bulan Oktober 2024 mendatang.