Digicafe

Tarik Minat Petani Milenial dengan Penguatan Smart Farming

Perangkat Internet of Things (IoT) dari Zoan.

 

Kebijakan Pemerintah yang tertuang di Inpres Nomor 2 Tahun 2022 dan Peraturan Menteri Perindustrian No 32 Tahun 2020 mengenai percepatan peningkatan penggunaan produk Dalam Negeri, mengalokasikan dan merealisasikan paling sedikit 40 persen nilai anggaran belanja barang dan jasa untuk menggunakan produk dalam negeri, memiliki nilai Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) paling sedikit 25 persen, dan apabila terdapat produk dalam negeri maka penjumlahan nilai TKDN dan nilai Bobot Manfaat Perusahaan minimal adalah 40 persen.

Scroll untuk membaca

Scroll untuk membaca

Oleh karena itu, PT Festino Indonesia sebagai pemilik Merek Zoan sejak 2019 sudah memperkenalkan varian produk electronik yang berbasis Information Technology (IT) dan merupakan teknologi terkini dengan solusi terintegrasi yang menghasilkan teknologi infrastruktur di server, storage, workstation, Internet of Things (IoT), kecerdasan buatan, dan client computing.

Direktur PT Festino Indonesia, Thomas Jahja menjelaskan, pada 2023, Zoan sudah mendapatkan Sertifikasi TKDN untuk Product Laptop, Workstation, Server, All-in-One PC dan juga Internet of Things (IOT) dengan nilai lebih dari 25 persen. "Zoan Teknologi memberikan solusi sesuai dengan kebutuhan masing-masing pengguna, dengan fleksibilitas yang tinggi, sehingga langsung menjawab kebutuhan teknologi dari pengguna," ujarnya.

Perpaduan solusi dengan perangkat lunak, seperti Hyper Converged Technology, Firmware Security bahkan kecerdasan buatan, disebut Thomas, memberikan solusi yang tidak bisa dilakukan oleh manusia. Selain itu, solusi IoT juga merupakan salah satu alternatif pilihan penyelesaian permasalahan, di bidang pertanian
dan rumah kaca.

Thomas menjelaskan, Zoan IOT untuk Smart Farming sudah memiliki Sertifikat TKDN mencapai 30.29 persen. Model NPK100 mampu mengukur dan menganalisa kesuburan tanah dengan menggunakan sensor yang dicolok ke tanah dan akan diukur. Sehingga langsung memberikan data yang akurat untuk natrium, fosfor, kalium, kelembapan, dan suhu. "Data tersebut bisa langsung dibaca di dashboard dalam cloud yang
sudah disiapkan," jelas Thomas.

Dengan mengetahui data dari tanah tersebut, petani dengan mudah dapat mendapatkan rekomendasi pupuk yang diperlukan sesuai kebutuhan tanah teresebut. Sehingga bisa dipastikan penggunaan pupuk tepat sasaran, menghasilkan biaya yang rendah sampai 50 persen dan hasil panen melimpah mencapai 140 persen.

Hal ini, tentu akan memberikan keuntungan yang jauh lebih besar bagi petani yang menggunan Zoan IoT Smart Farming. Zoan IoT NPK100 juga sudah dilengkapi data mencapai 100 jenis komoditas tanaman, sebagai bahan rekomendasi untuk petani.


Model terbarunya, juga memudahkan alat ini bisa dibawa kemana pun, sampai daerah yang tidak terjangkau dan yang luas sekalipun. Hanya dengan mengambil sampel tanah yang akan ditanam dengan alat ini, langsung mengetahui unsur yang diperlukan untuk membuat tanah menjadi subur kembali.

Penggunaannya pun, Thomas menyampaikan, akan dapat menarik minat para petani milenial untuk kembali bertani dengan cara yang pintar dan menghasilkan pendapatan yang berlimpah. Menurutnya, untuk pengembangan ke depan, Zoan akan menghadirkan juga analisa kesuburan tanah, rekomendasi pupuk, dan fitur Pengendalian hama, serta pencegahannya.

Fitur GPS Mapping juga akan melengkapi teknologi IoT ini sampai pemetaan daerah dari data setiap tanah yang dianalisa, menjadi kemudahan untuk pemerintah daerah memetakan kesuburan
tanah dan komoditi tanaman apa yang layak untuk ditanam.