Digital Lady

Mengenali Bahaya Bromat Berlebih pada AMDK

Air minum dalam kemasan (AMDK) - ilustrasi

Temuan adanya air minum dalam kemasan (AMDK) mengandung senyawa bromat melebihi ambang batas, dinilai merugikan konsumen dan membahayakan kesehatan. Hal itu disampaikan oleh Ahli Madya Balai Besar Pengawasan Obat dan Makanan (BBPOM) Padang Azfrianty dalam diskusi bersama Klik Positif, Rabu (22/5/2024).

“Sesuai regulasi, AMDK yang terbukti memiliki kandungan senyawa bromat di atas ambang batas membahayakan kesehatan dan bisa ditarik dari peredaran,” ujar Azfrianty. Sebagaimana diketahui, berdasarkan standar SNI, kandungan bromat pada AMDK tidak boleh melebihi 10 ppb.

Scroll untuk membaca

Scroll untuk membaca

Adanya AMDK dengan kandungan bromat melebihi 10 ppb telah menjadi kekhawatiran publik akhir-akhir ini. Hal itu tak lepas dari beredarnya informasi kandungan bromat sejumlah merek AMDK di sosial media beberapa waktu lalu.

Hasil uji laboratorium yang dikutip dari laman CekFakta Klik Positif, menunjukkan sebanyak tiga dari 11 merek AMDK juga mengandung bromat melebihi ambang batas, yaitu 19 ppb, 29 ppb dan 48 ppb.

Guru Besar Lingkungan Universitas Negeri Padang Prof Dr Indang Dewata menjelaskan, bromat pada AMDK muncul akibat adanya proses ozonisasi dari air yang mengandung bromida. “Jika sumber air mengandung bromida maka bisa dipastikan air kemasannya mengandung bromat,” katanya.

Sejatinya, besar kecilnya kandungan bromat dalam AMDK ditentukan oleh sejumlah faktor, di antaranya pH air, konsentrasi ion bromida dalam air, kadar ozon dan lamanya proses ozonisasi atau filterisasi air mengandung bromida. Oleh karena itu, pengujian terhadap produk AMDK penting untuk dilakukan secara berkala, mengingat regulasi juga telah menetapkan adanya ambang batas kandungan bromat dalam AMDK.

Plt Ketua Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) Zulnadi menyayangkan pertumbuhan industri AMDK yang signifikan. Namun tidak diikuti dengan ketersediaan laboratorium yang mumpuni untuk melakukan uji kandungan bromat.

"Di Sumbar misalnya, air minum dalam kemasan produksi lokal jumlahnya sudah puluhan, dengan berbagai macam merek. Sementara, kadar bromat-nya kemungkinan besar belum diuji di Laboratorium. Sumbar tidak punya Laboratorium untuk menguji kadar Bromat," kata Zulnadi.