Digitalnote

Menjaga Indonesia Mulai dari Ruang Maya

Unsplash/Nick Agus Arya
Unsplash/Nick Agus Arya

Berdasarkan Survei Indeks Literasi Digital Nasional Indonesia yang diselenggarakan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) dan Katadata Insight Center pada 2021 disebutkan, Indonesia masih berada dalam kategori “sedang” dengan angka 3,49 dari skala 5. Dalam merespons hal tersebut, Kemenkominfo menyelenggarakan “Workshop Literasi Digital” dengan materi yang didasarkan pada empat pilar utama literasi digital, yaitu kecakapan digital, etika digital, budaya digital, dan keamanan digital.

Pada Senin, 14 Agustus 2023, di Jawa Barat, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) bersama dengan Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) Siberkreasi menyelenggarakan Workshop Literasi Digital dengan tema yang diangkat adalah “Jaga Persatuan Indonesia: Jangan Mudah Terprovokasi di Ruang Digital”. Kegiatan ini menghadirkan narasumber VP Direct Sales & Retail East Java Bali Nusra Indosat Tbk Heny Tri Purnaningsih, Kepala Unit ITC UNDIPA Makassar Erfan Hasmin, dan Fasilitator Nasional PT Cipta Manusia Indonesia Aulia Putri Juniarto.

Menurut Heny, generasi muda harus atau wajib menjaga persatuan dan kesatuan di ruang digital. Sebab, mereka memiliki akses ke ruang digital dan media sosial, yang amat penting sebagai tempat berbagi pendapat dan pandangan.

Scroll untuk membaca

Scroll untuk membaca

Apalagi, kata dia, mayoritas generasi muda di Indonesia adalah pengakses utama internet, televisi, dan media sosial. “Kenapa persatuan di ruang digital penting untuk dijaga? Sebab, amat penting menjaga keragaman Indonesia dari konflik dan perpecahan di masyarakat. Indonesia adalah bangsa yang majemuk. Sudah sepatutnya kita menjunjung tinggi persatuan dan kepentingan bersama,” ujar Heny.

Ia menyarankan, hal-hal yang dapat dilakukan generasi muda untuk menjaga persatuan di ruang digital adalah dengan berbagi informasi yang positif, tidak menyebarkan kabar bohong dan ujaran kebencian, dan rajin mempromosikan keberagaman Indonesia. Selain itu, penting juga untuk menjaga etika berkomunikasi di ruang digital juga penting dan wajib dilaksanakan.

“Generasi muda Indonesia harus menjadikan nilai-nilai Pancasila dan Bhineka Tunggal Ika sebagai landasan kecakapan digital. Karakter di ruang digital juga harus mencerminkan nilai-nilai luhur warisan budaya bangsa tersebut,” katanya. Senada, Erfan menambahkan, menjaga persatuan dan kesatuan di ruang digital membutuhkan kompetensi literasi digital terkait netiket.

Adapun ruang lingkup etika di ruang digital adalah kesadaran dalam hal melakukan sesuatu, integritas berupa kejujuran, menghindari plagiasi, manipulasi, dan sebagainya, tanggung jawab atas sebuah konsekuensi yang ditimbulkan, serta kebajikan yang bernilai manfaat, kemanusiaan, dan kebaikan. “Etika digital muncul karena perkembangan teknologi yang dipakai banyak orang. Adanya etika digital ini berdasarkan keinginan teknologi dan moral. Etika digital dapat mengatur segala bentuk aktivitas digital yang dilakukan manusia,” ucap Erfan.

Ia mencontohkan, etika di ruang digital antara lain penghormatan terhadap privasi orang lain. Misalnya, dengan tidak mencuri informasi pribadi, tidak menyebarkan data pribadi orang lain, atau tidak melakukan pemantauan ilegal.

Menurut dia, memiliki etika sebelum memiliki-posting konten di media sosial sangat penting karena media sosial memiliki dampak yang luas dan bisa mencapai banyak orang dengan cepat. “Sebaliknya, jangan melakukan hal ini terhadap orang lain di ruang digital.

Contoh yang terlarang adalah perundungan, pelecehan, berbagi konten tidak pantas, ujaran kebencian, atau mengeluarkan kata-kata kasar yang tak patut,” ujar Erfan.

Sementara itu, Aulia menegaskan, era digital sekarang ini ibarat dua sisi mata uang. Di satu sisi, kecanggihan teknologi digital membawa banyak manfaat bagi umat manusia.

Namun, di sisi lain, ada dampak buruk yang diakibatkan teknologi digital tersebut. Oleh karena itu, menurut dia, seluruh warga Indonesia harus siap bertransisi dan beradaptasi dengan teknologi digital. Selain itu, perlu juga meningkatkan kemampuan atau kecakapan digital adalah mulailah berpikir kritis, menguasai finding information, memahami budaya digital, menjadi aman berinternet, dan memanfaatkan media sosial untuk belajar maupun berkolaborasi hal yang positif.

Ikuti Ulasan-Ulasan Menarik Lainnya dari Penulis Klik di Sini
Image

Technology believer.. tech-society observer.. recovering digital addict