Proyek Manhattan adalah nama kode untuk program riset dan pengembangan senjata nuklir yang dilaksanakan oleh Amerika Serikat selama Perang Dunia II. Proyek ini berlangsung antara 1942 hingga 1946 dan merupakan salah satu proyek paling rahasia dan ambisius dalam sejarah ilmu pengetahuan dan teknologi.
Tujuan utama dari Proyek Manhattan adalah menciptakan bom nuklir sebelum musuh, terutama Nazi Jerman, dapat mengembangkannya. Ketika Amerika Serikat memulai proyek ini, mereka menganggap kemungkinan bahwa rezim Nazi Jerman mungkin juga sedang berusaha mengembangkan senjata nuklir.
Sebagai tanggapan atas ancaman tersebut, pemerintah Amerika Serikat menyadari perlunya mengambil langkah serius dalam mengembangkan senjata nuklir, yang diharapkan akan memberikan keunggulan militer yang signifikan. Proyek Manhattan dipimpin fisikawan teoritis Amerika Serikat, Robert Oppenheimer, dan sebagian besar penelitian inti dilakukan di Laboratorium Nasional Los Alamos, New Mexico.
Scroll untuk membaca
Scroll untuk membaca
Lebih dari 130 ribu orang terlibat dalam proyek ini. Termasuk ilmuwan, teknisi, pekerja konstruksi, dan personel militer.
Dua jenis bom nuklir berhasil dikembangkan dalam Proyek Manhattan: bom "Little Boy" yang dijatuhkan di kota Hiroshima pada 6 Agustus 1945, dan bom "Fat Man" yang dijatuhkan di kota Nagasaki pada 9 Agustus 1945. Penggunaan bom-bom nuklir ini di Jepang menyebabkan kematian dan penderitaan besar bagi warga sipil serta akhir dari Perang Dunia II di Pasifik setelah Jepang menyerah.
Pengembangan bom nuklir oleh Proyek Manhattan tidak hanya mempengaruhi dinamika perang pada saat itu, tetapi juga memberikan dampak besar pada perkembangan teknologi nuklir dan politik internasional di masa depan. Penggunaan bom nuklir di Jepang mengilhami kesadaran global tentang bahaya senjata nuklir.
Sejak itu, banyak upaya telah dilakukan untuk mengendalikan penyebaran senjata nuklir dan mendorong nuklir disarmament.
