Digicafe

Mengulik Genre Musik Favorit di Era Digital

Freepik
Freepik

Sekitar lima tahun yang lalu, konsumsi pasar musik adalah 70 persen internasional dan 30 persen lokal. Akhir-akhir ini, bagaimanapun, pasar telah menjadi jauh lebih lokal, orang mengkonsumsi banyak lagu-lagu Indonesia dan Jawa.

Menurut analisis Believe Music Indonesia, pembagian konsumsi telah bergeser menjadi 60 persen internasional dan 40 peesen lokal. Genre musik utama di sini adalah Indonesian Pop (dalam bahasa Indonesia). Kemudian meluas ke pop Jawa, yaitu pop dalam bahasa Jawa, dimana 55 persen orang di Indonesia adalah orang Jawa.

Genre lokal lainnya termasuk pop Minang, Musik Batak, Musik Sunda, Musik Manado, Musik Papua, Musik Ambon. "Untuk memenuhi antusiasme publik terhadap pop modern lokal, kami memulai jejak KithLabo yang bekerja dengan artis yang sangat populer seperti Hindia, Yura Yunita, Gangga, Idgitaf, RAN, Kunto Aji, dan Rendy Pandugo," ujar Dahlia Wijaya, Country Director Believe Indonesia.

Scroll untuk membaca

Scroll untuk membaca

Selain itu, ia menambahkan, genre yang terus trending secara lokal di YouTube adalah Dangdut, Pop Java, Pop Melayu dan K-Pop. K-Pop sangat populer di sini, dan telah melampaui pop Jepang, yang masih populer beberapa tahun yang lalu.

Kasus dangdut ini, lanjut Dahlia, menarik. Karena ini adalah musik daerah, umumnya dinyanyikan dalam bahasa Jawa, dan terutama didasarkan pada tarian, seperti apa yang bisa kita lihat dalam musik India.

Penggemar dangdut juga suka menonton video untuk koreografi, sama seperti mereka suka mendengarkan lagu. Itu sebabnya YouTube adalah platform pilihan mereka.

Di Indonesia, artis, dan khususnya yang regional, dapat merilis satu lagu baru setiap minggu. Label regional bahkan dapat memiliki rilis baru setiap hari, dan setiap rilis dapat dilengkapi dengan video musik. Di Indonesia, artis, dan khususnya yang regional, dapat merilis satu lagu baru setiap minggu.

Label regional bahkan dapat memiliki rilis video baru setiap hari, didorong oleh fakta bahwa algoritme YouTube akan mendorong saluran dan kontennya ke pemirsa yang lebih besar. Apalagi, jika mereka aktif dan mengunggah konten berkualitas secara konsisten.

Selain itu, algoritma TikTok dan Shorts dapat menarik perhatian ke video musik dan membuat orang datang menonton versi lengkapnya di YouTube. Menurut Dahlia, Dmdi dunia musik Dangdut, ada juga tren kuat dalam dua atau tiga tahun terakhir untuk melakukan cover lagu.

Lagu yang sama dapat direkam oleh lima artis berbeda pada saat yang sama dan dirilis pada lima label berbeda. Band dan artis dangdut mencari lagu yang akan viral dan mencapai jutaan. Dan meskipun mengejutkan, mereka sering berhasil, setiap cover dari lagu yang sama dapat dengan mudah menjangkau jutaan pemirsa.

Ikuti Ulasan-Ulasan Menarik Lainnya dari Penulis Klik di Sini
Image

Technology believer.. tech-society observer.. recovering digital addict