Digicafe

Wajah Dunia Musik Digital di Indonesia

Freepik/Kjpargeter
Freepik/Kjpargeter

Dengan hampir 279 juta penduduk, kemudian dibagi menjadi sekitar 1.340 kelompok suku yang berbicara dengan 700 bahasa yang berbeda, Indonesia adalah negara kepulauan terbesar keempat di dunia dalam hal populasi. Indonesia juga negara kepulauan dengan total 17.500 pulau adalah negara terbesar di Asia Tenggara.

Meskipun PDB per kapita Indonesia relatif rendah, hal itu dikompensasi oleh populasi yang besar. Para populasi ini pun semakin terhubung berkat penetrasi internet yang berkembang.

Akibatnya, ekonomi digital negara ini sedang booming dan diperkirakan akan mencapai nilai 130 miliar dolar Amerika Serikat (AS) pada 2025 dan naik 22 persen secara year on year. Pertumbuhan ini juga terlihat pada konsumsi musik daring, dimana 38 persen orang Indonesia kini menggunakan layanan musik on-demand setidaknya sepekan sekali.

Scroll untuk membaca

Scroll untuk membaca

Namun, dalam hal pendapatan musik rekaman, Indonesia berada tepat di belakang Selandia Baru yang populasinya sekitar lima juta orang. Ini terutama karena Indonesia adalah pasar di mana model streaming freemium lazim digunakan.

Untuk mempelajari lebih lanjut tentang tantangan yang dihadapi oleh artis dan label lokal, bagaimana DSP mencoba mengubah pengguna gratis lokal menjadi pelanggan atau mengapa genre hyperlocal sedang meningkat. Dahlia Wijaya, Country Manager Believe untuk Indonesia menyampaikan, selama beberapa tahun, pasar musik Indonesia mengalami pertumbuhan yang stabil.

Namun, seberapa besar kaitannya dengan perkembangan streaming musik? Satu hal yang perlu diketahui tentang pasar musik Indonesia adalah sangat didukung oleh pertumbuhan konsumsi musik digital.

Menurut Laporan Global IFPI 202322, streaming mewakili pangsa 90,6 persen dari total pendapatan musik pada 2022 di Indonesia, terhitung 75,4 juta dolar AS. Jumlah ini naik 36,7 persen dari 2021.

Dan antara 2019 dan 2022, tingkat pertumbuhan tahunan rata-rata adalah 35 persen per tahun. Pertumbuhan yang sangat kuat ini pertama kali dijelaskan oleh meningkatnya penetrasi penggunaan internet.

Menurut laporan Katadata dan BPS di tahun 2022, jumlah total pengguna internet di Indonesia naik dari 133 juta pada 2018 menjadi 210 juta pada 2022. Tapi ini juga karena orang Indonesia adalah konsumen besar musik on-demand.
Menurut laporan yang diterbitkan oleh Google, Temasek dan Bain Company pada 2022, 38 persen orang menggunakan layanan musik on-demand setidaknya satu pekan sekali. Sebagai perbandingan, rata-rata adalah 28 persen untuk wilayah Asia Tenggara, dan 13 persen pengguna menggunakan layanan musik sesuai permintaan setidaknya selama satu jam per hari.

Tren ini terutama berlaku di daerah perkotaan, di mana 57 persen pengguna digital menggunakan layanan Music on-demand, menurut laporan yang sama. Internet tidak didistribusikan dengan baik di semua wilayah, terutama di kota-kota kecil dan desa-desa.

Tetapi beberapa kota utama di pulau Jawa-Bali, Sumatera, Kalimantan, Sulawesi dan bahkan Papua sudah memiliki akses yang lebih baik sekarang, dan mereka juga cenderung memiliki dunia musik lokal yang lebih dinamis.

Pusat kesenian ini sebelumnya hanya berfokus di Jakarta/Surabaya, namun kini bergeser dan mulai menyebar ke seluruh daerah.

Ikuti Ulasan-Ulasan Menarik Lainnya dari Penulis Klik di Sini
Image

Technology believer.. tech-society observer.. recovering digital addict