Tips Membuat Foto Arsitektur, Dijamin Estetik
Saat ini, kita sudah mulai sering traveling lagi. Kesempatan ini sekaligus menjadi yang tepat untuk kamu mulai memperbanyak koleksi foto arsitektur saat berlibur.
Arsitektur bangunan menyimpan sejarah dan kisah-kisah menarik dari sebuah negara atau kota yang bisa membuat foto kamu jadi lebih bercerita. Selain itu, kita juga bisa menerapkan berbagai pendekatan fotografi, mulai dari negative space, closeup, hingga simetris ala-ala cuplikan film garapan Wes Anderson.
Semuanya, tentu akan membuat foto-foto saat traveling jadi lebih epic. Untuk mengabadikan kemegahan sebuah arsitektur dengan lebih epic, Fotografer Muhammad Fenno punya tips yang bisa kamu manfaatkan saat bepergian ke luar kota maupun luar negeri.
Salah satu tips utamanya adalah memaksimalkan smartphone untuk memotret saat traveling. Dengan smartphone, kita tidak perlu memikirkan banyak peralatan selama traveling, sehingga barang bawaan jadi lebih sedikit dan perjalanan jadi lebih nyaman dan lancar.
“Memotret arsitektur merupakan salah satu cara menarik untuk mengabadikan momen memorable saat traveling. Sehingga arsitektur bangunan jadi salah satu objek yang paling seru untuk kita explore, ujar Fenno.
Ia pun membagikan tips memotret arsitektur bangunan saat traveling berikut ini:
1. Pelajari objek fotografi untuk menciptakan gambar yang lebih bercerita
Arsitektur bangunan menjadi objek fotografi yang menarik berkat desainnya yang unik dan autentik. Selain itu, bukan tidak mungkin ada banyak cerita dan sejarah yang digambarkan pada detail arsitektur bangunan seperti ukiran untuk bisa menghasilkan foto yang lebih bercerita.
Arsitektur bangunan bisa saja menjadi saksi bisu dari berbagai momen bersejarah dari sebuah kota. Maka dari itu, penting bagi kita untuk mencari tahu keunikan di balik detail-detail bangunan yang ingin di-capture.
Dengan begitu, setiap detail dari arsitektur tersebut akan semakin bermakna dan membuat foto kamu jadi lebih bercerita. Menurut Fenno, untuk memaksimalkan kualitas gambar, kita bisa eksplor pengambilan foto dengan fitur zoom menggunakan Expert RAW atau Pro Mode.
“Rule nomor satu ketika mengambil gambar dengan pengaturan manual menggunakan zoom adalah selalu perhatikan exposure. Waktu di siang hari, kita bisa atur shutter speed di atas 1/250 dengan ISO kecil, seperti 50. Sementara di kondisi pencahayaan gelap, seperti di malam hari, kita bisa menggunakan setting ISO yang besar dan shutter speed di sekitar 1/60 ,” tambah Fenno.
Hidupkan sentuhan artistik pada arsitektur dengan Super HDR
Untuk membuat hasil fotografi arsitektur jadi lebih menarik, kamu bisa menggunakan fitur HDR. Secara garis besar, HDR dapat membantu kita untuk mendapatkan bidikan gambar yang lebih epic dalam situasi kontras tinggi, sehingga warna pada gambar terlihat lebih nyata.
Saat digunakan dengan tepat, HDR mampu menciptakan sentuhan artistik yang cocok untuk menghidupkan detail-detail arsitektur bangunan. Bagi Fenno, selain menghasilkan gambar yang lebih memukau, fitur HDR juga dapat membantu kita untuk mengatasi berbagai tantangan saat memotret arsitektur, salah satunya adalah pencahayaan.
Melengkapi foto arsitektur dengan scenery di sekitarnya
Fotografi arsitektur bukan hanya soal detail dan desain bangunan. Untuk membuat hasilnya jadi lebih epic, kita juga bisa explore scenery di sekitar bangunan. Pasalnya, tak jarang kemegahan dari sebuah arsitektur tidak hanya tampak dari desain bangunannya saja, tapi juga dari lanskap dan pemandangan di sekelilingnya.
Dengan pengambilan gambar lanskap yang tepat, kamu bisa membuat foto bangunan yang lebih memanjakan mata.