Menyusun Strategi Konten di Tengah Persaingan Dunia Digital

Pengguna aktif internet saat ini sudah mencapai 204,7 juta. Hal ini, menjadi alasan banyak bisnis dan perusahaan yang melakukan transformasi digital untuk meraih potensi pasar yang besar dan luas.
Pelanggan pun sudah semakin merasa nyaman dengan berbelanja daring karena bisa dilakukan kapan pun dan di mana pun di tengah kesibukan mereka. Video Editor, Benediktus Andre Setyawan pada Event Ngabuburit Niagahoster, beberapa waktu lalu menjelaskan, saat ini perang konten semakin tidak terelakkan.
Dengan banyaknya bisnis yang memanfaatkan platform digital, perang konten untuk menarik perhatian calon kustomer pun tidak terelakkan. Pengelolaan konten yang efektif pun harus dilakukan karena masyarakat juga sudah semakin pintar untuk memilah tontonan mereka.
“Sekarang ini penonton sudah semakin malas untuk melihat konten yang ‘iklan’ banget. Meskipun kontennya menarik, tapi begitu muncul unsur iklan sedikit saja, mereka bisa langsung menutup atau men-scroll konten tersebut dengan mudah,” ujar Andre.
Ia pun menekankan pebisnis untuk memiliki strategi konten. Karena, untuk membuat konten dan estetika yang bagus dan maksimal harus dipikirkan matang-matang agar tidak gagal dalam penyampaian value.
Jika gagal, bisnis bisa kehilangan calon pelanggan. “Tidak ada strategi konten, berarti tidak ada promosi yang terukur, tidak ada konten yang sempurna secara eksekusi, dan tidak ada konsistensi," ia mengingatkan.
Selain itu, konsistensi juga tidak kalah penting dalam dunia konten. Konten bagus dan diproduksi maksimal tapi kalau tidak konsisten juga tidak bagus.
"Audiens akan berpikir brand atau bisnis itu tidak jelas karena tidak konsisten,” lanjut dia.
Memadukan Website dan Marketplace
Tidak sedikit pebisnis yang sudah nyaman dengan berjualan di marketplace. Namun, dalam kesempatan yang sama, Content & Digital Product Creator Yoko Bomb, menyampaikan kekecewaannya pada marketplace yang potongan komisinya semakin besar. Memadukan antara website dan marketplace pun menjadi solusi yang tepat untuk masalah tersebut.
Bisnis bisa tetap memiliki toko di marketplace namun dengan stok terbatas dan mencantumkan website bagi pelanggan yang ingin melihat katalog lebih lengkap. “Pada dasarnya, bisnis yang memiliki website akan dipandang lebih kredibel oleh calon pelanggan. Dengan website yang profesional dan informatif, pelanggan akan lebih percaya pada bisnis tersebut,” kata Yoko.
Adanya website pun akan membantu bisnis menjangkau target pasar yang belum terkover dari marketplace. Banyak orang yang mencari informasi melalui internet dan dengan memiliki website, bisnis pun dapat lebih mudah ditemukan calon pelanggan.
“Sekarang sudah semakin mudah untuk membuat website tanpa coding. Menggunakan platform WordPress, bisnis sudah bisa memiliki website sendiri yang mudah dioperasikan dan SEO friendly," ujarnya.
Dengan demikian, pebisnis hanya perlu mengatur desain yang menarik dan profesional agar pengunjung betah berada di website.
