Menuju Indonesia Society 5.0, Seperti Apa Ya?

Dinamika pemanfaatan teknologi saat ini di Indonesia, semakin tak bisa dihindari. Untuk pemanfaatan teknologi 5G, misalnya. Direktur Jenderal Sumber Daya dan Perangkat Pos dan Informatika Kementerian Komunikasi dan Informatika, DR Ir Ismail MT, menyampaikan implementasi teknologi 5G yang dimulai pada 2021, ditandai ketika tiga operator besar di Indonesia yakni Telkomsel, Indosat XL Axiata telah menyatakan komersial dan sudah membangun di beberapa kota di dalam bentuk spot area.
Di sisi lain, pengguna internet, merujuk pada data Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII), sebelum pandemi pengguna internet di Indonesia hanya 175 juta. Sedangkan data terbaru APJII, pada 2022 pengguna internet di Indonesia mencapai sekitar 210 juta.
Artinya ada penambahan sekitar 35 juta pengguna internet di Indonesia. Hal ini tentu makin membuktikan masyarakat kini sudah semakin bergantung pada teknologi.
Di tengah kondisi pemulihan ekonomi nasional, CEO Fox Logger, Alamsyah Cheung mengungkapkan pandangannya atas masa depan ekosistem internet di Indonesia. “Saat ini penggunaan internet menjadi sebuah kebutuhan dasar, baik untuk kehidupan sehari-hari maupun kegiatan usaha,” ungkap Alamsyah.
Menurutnya, Society 5.0 pun akan tercipta di Indonesia dalam jangka waktu dekat, tepatnya kurang dari satu dekade ke depan. Society 5.0 adalah konsep tentang masyarakat yang berpusat pada manusia dan berbasis teknologi.
Digagas oleh Jepang, pada masa Society 5.0, masyarakat diharapkan mampu menyelesaikan beragam tantangan dan permasalahan yang dihadapinya dengan cara memanfaatkan berbagai inovasi yang lahir di era revolusi industri 4.0. Teknologi yang digunakan, antara lain berbasis AI (artificial intelligence), robot dan IoT (internet of things).
Dengan memanfaatkan teknologi tersebut, diharapkan masyarakat bisa meningkatkan kualitas kehidupannya. Menurut Alamsyah, ada dua hal utama yang mempertegas bahwa Society 5.0 tidak dapat dihindari.
Pertama, penerapan teknologi 5G yang sedang digalakkan oleh pemerintah. Kedua, jumlah pengguna internet di Indonesia yang terus meningkat dari waktu ke waktu.
Pertumbuhan dua hal tersebut diyakini akan mendorong terciptanya era Society 5.0. “Berkaca dari pengalaman implementasi 4G yang membutuhkan waktu hingga tujuh tahun untuk terus berkembang di Indonesia hingga saat ini, saya sangat berharap apabila pemerintah bisa mempercepat proses implementasi 5G,” ujar Alamsyah.
Dia juga menyatakan, jumlah perangkat yang bisa berjalan di teknologi 5G semakin banyak dijual di pasar Indonesia. “Saat ini kami sedang mengembangkan platform artificial intelligence (AI) tahap lanjutan yang mampu menganalisis lebih jauh pergerakan objek yang dipantau,” ujar Alamsyah.
Dengan pengembangan ini, diharapkan perangkat Fox Logger yang berbasis IoT bisa semakin presisi dalam memantau pergerakan objek yang menggunakannya. “Bukan hanya kendaraan pribadi ataupun operasional, namun juga termasuk orang tua kita yang sudah berusia senja ataupun anak-anak kita, semuanya bisa terpantau sehingga keselamatan mereka bisa selalu terjaga," ujar Alamsyah.
Lebih jauh lagi, bahkan pergerakan hewan kesayangan kita pun bisa turut terpantau. Pengembangan-pengembangan ini, menurutnya, dimungkinkan karena Fox Logger ingin menjadi salah satu bagian yang mendorong pengembangan Society 5.0 di masa depan. Sehingga bisa berkontribusi dalam peningkatan kualitas hidup masyarakat Indonesia.
