Orang Tua, Kenali Bahaya Cyber Grooming yang Mengincar Anak di Dunia Maya
![Unsplash/Towfiqu Bharbuiya](https://static.republika.co.id/uploads/member/images/news/hn4bmfjspp.jpg)
Anak-anak dan remaja amat rentan menjadi korban kejahatan siber, salah satunya adalah cyber grooming. Saat ini, peran institusi pendidikan atau komunitas literasi sangat penting untuk memberi pengetahuan kepada anak dan remaja mengenai bahasa literasi.
Tujuannya, adalah untuk memberi pengetahuan kepada anak kecil dan remaja mengenai bahasa cyber grooming. Sebab, dampak kejahatan ini sangat berat dan meninggalkan trauma mendalam.
Pengajar Departemen Ilmu Komunikasi Universitas Gadjah Mada Yogyakarta Novi Kurnia menjelaskan, cyber grooming adalah kejahatan yang dilakukan seseorang untuk membangun hubungan dan kepercayaan dengan anak atau remaja, sehingga mereka dapat dimanipulasi. Berikutnya, anak atau remaja tersebut akan dilecehkan oleh pelaku.
Dampak cyber grooming ini pun bisa dibilang amat buruk dan membahayakan. “Secara fisik, anak atau remaja yang menjadi korban bisa menghadapi ancaman pembunuhan. Secara psikis, mereka juga akan menderita kesedihan, selalu ketakutan, kecemasan, dan merasa tidak berharga. Perkembangan kecerdasan anak juga akan terganggu,” kata Novi, dalam webinar bertema “Ayo Kenali, Hindari dan Lawan Cyber Grooming!” yang berlangsung Rabu (26/10) di Makassar, Sulawesi Selatan.
Novi melanjutkan, melindungi dan mendampingi anak dari dari cyber grooming adalah salah satu praktik berbudaya digital. Terutama, untuk memberikan hak untuk aman di ruang digital terhadap anak dan remaja.
Menurut dia, dibutuhkan sinergi antar lembaga untuk mencegah anak-anak dan remaja menjadi korban cyber grooming. “Dari sisi literasi atau edukasi tentang bahaya cyber grooming, butuh peran pemerintah, institusi pendidikan, komunitas perlindungan anak, media massa, hingga komunitas literasi digital," lanjut Novi. Selain itu, diperlukan juga peran pendampingan pada korban. Sementara dari sisi penegakan hukum, dibutuhkan kolaborasi pemerintah, lembaga bantuan hukum, maupun aparat penegak hukum,” jelas Novi.
Kenali Ciri-ciri Cyber Grooming
Ketua Relawan TIK Provinsi Bali I Gede Putu Krisna Juliharta mejelaskan, ciri anak dan remaja yang sudah menjadi korban cyber grooming, yaitu sering menerima hadiah dari pelaku dan enggan bercerita asal hadiah tersebut. Selain itu, anak juga kerap berbohong tentang apa yang ia lakukan, tidak mau menghabiskan waktu bersama teman, dan tidak mau terbuka mengenai perasaannya.
Selain itu, ia kerap menghabiskan waktu bersama orang dewasa atau terkadang suka menyendiri di dalam kamar. “Cara mencegah anak menjadi korban cyber grooming adalah dengan memperkuat komunikasi dengan anak, menggunakan aplikasi parental control, menjadi teman yang baik bagi anak di media sosial sekalipun, dan menjadi teladan bagi anak di kehidupan nyata,” ujarnya.
Senada, Abidah Pulana mengingatkan bahwa bentuk cyber grooming bisa berupa kekerasan verbal, kekerasan emosional, atau kekerasan seksual. Agar anak terhindar dari jenis kejahatan ini, kegiatan anak di internet sebaiknya terus dipantau dan didampingi. Akses anak terhadap potensi menjadi korban kejahatan ini, Abida mengingatkan, juga sebaiknya diblokir.
![Image](https://static.republika.co.id/uploads/member/images/profile/thumbs/937ac8b68a3faba3ff019b331318775b.jpg)