Kunci Tetap Pede Jajan Sana-sini di Tengah Laju Inflasi
Konflik berkepanjangan antara Rusia dan Ukraina, ternyata memberikan dampak yang signifikan dalam berbagai aspek kehidupan. Mulai dari, terganggunya rantai pasokan, ketidakstabilan ekonomi global, hingga kebiasaan jajan.
Tak bisa dipungkiri, inflasi yang tinggi akibat pandemi dan situasi global saat ini, membuat biaya hidup sehari-hari terasa makin berat. Kenaikan biaya bahan bakar minyak (BBM) pada September 2022, berkontribusi pula menyumbang inflasi.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat tingkat inflasi di bulan September 2022 sebesar tercatat 5,95 persen secara year on year. Secara bulanan, September 2022 mencatatkan inflasi sebesar 1,17 persen yang didukung, terutama oleh kenaikan harga BBM.
Berbagai dinamika ini, diakui Dwi Cahyani membuatnya kini makin berhati-hati mengelola keuangan. Termasuk, lebih banyak pertimbangan setiap kali keinginan untuk jajan mulai menghampiri.
Sama seperti masyarakat yang kini makin terbiasa dengan beragam layanan daring, Dwi juga hobi kulineran. Dengan bantuan layanan dari platform digital, Dwi yang merupakan pegawai negeri sipil (PNS) ini merasa, hobinya menjajal makanan baru makin dimanjakan dengan kemudahan yang dibawa oleh teknologi.
Setiap pekannya, ia bisa menghabiskan dana dikisaran Rp 350 sampai Rp 400 ribu, untuk menjajal berbagai menu. Mulai dari, minuman kekinian, camilan, hingga makan besar, seperti menu mie yang jadi favoritnya. “Belakangan, setiap dorongan untuk jajan menghampiri, kita harus makin cermat terhadap harga. Karena, berbagai biaya kebutuhan lainnya juga ikut meningkat,” Dwi mengungkapkan.
Inovasi Agar Lebih Hemat
Layanan antar makan daring, kini memang telah menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari masyarakat di Indonesia. Menurut data dari Tenggara Strategics, badan riset bagian dari Centre for Strategic and International Studies (CSIS) dan Universitas Prasetiya Mulya, dalam riset berjudul “Survei Persepsi & Perilaku Konsumsi Online Food Delivery (OFD) di Indonesia,” yang dirilis pada 15 Juni 2022, Tenggara Strategics menyebutkan GoFood menjadi layanan paling banyak dipakai dan menjadi top of mind masyarakat Indonesia.
Jumlah transaksi di platform Gofood sepanjang 2021 pun tercatat mencapai Rp 30,6 triliun. Pada September 2022, GoFood pun menghadirkan inovasi terbaru bagi pelanggan lewat fitur Mode Hemat.
Fitur ini menjadi jawaban atas kebutuhan pelanggan untuk memesan makanan dengan cara yang lebih ramah di kantong, yaitu opsi gratis ongkos kirim. Direktur/Head of Food and Indonesia Sales & Ops PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk Catherine Hindra Sutjahyo mengungkapkan, hadirnya Mode Hemat memberikan opsi yang lebih ekonomis bagi pelanggan dalam bentuk bebas ongkir, dengan tambahan waktu pengiriman hingga 15 menit.
Fitur Mode Hemat, menurut Catherine, kian melengkapi fitur Reguler dengan ongkos kirim dan waktu pengantaran yang lebih cepat. Sehingga pelanggan GoFood dapat memilih layanan yang sesuai dengan kebutuhan.
Pelanggan pun dapat memilih fitur Reguler atau Mode Hemat di setiap pemesanan. “Pengantaran pesanan dengan fitur Mode Hemat tetap mengedepankan mutu layanan khas GoFood. Mode Hemat bisa diaktivasi untuk setiap pesanan yang dapat ditemukan pada kategori Mode Hemat maupun banner Mode Hemat di homepage GoFood,” ujarnya.
Catherine menjelaskan, fitur ini bisa dimanfaatkan tanpa terpengaruh ada atau tidaknya promo dan diskon yang sedang berlangsung. “Inovasi ini merupakan terobosan GoFood untuk menjawab perubahan gaya hidup masyarakat yang kian mengandalkan layanan online food delivery. Terutama di tengah pandemi dan pascapandemi, untuk memenuhi kebutuhan kuliner mereka sehari-hari,” katanya.
Fitur Mode Hemat ini, dapat digunakan untuk pesanan dengan jarak nol hingga tiga kilometer. Hanya dengan minimum order senilai Rp 20 ribu, pelanggan dapat langsung menikmati gratis ongkir dengan memilih opsi Mode Hemat yang tersedia di halaman checkout.
Saat ini, fitur Mode Hemat telah diluncurkan dalam fase uji coba di Bandung dan Medan, sebelum diperluas ke kota-kota lainnya. Per Juli 2022, tahap uji coba yang dilakukan, ternyata mendapatkan animo positif dari masyarakat.
Hal ini terlihat dari peningkatan penggunaan fitur hingga lima kali lipat dalam tiga bulan terakhir. Catherine mengharapkan, hadirnya fitur Mode Hemat ini akan memberikan alternatif untuk para pelanggan menikmati kuliner favoritnya di GoFood dengan harga yang lebih terjangkau di layanan GoFood.