Teknologi AI dan Tren Kenaikan Gaji di Masa Depan
Kecerdasan artifisial (AI) berdampak signifikan pada dunia kerja. Tak semata menyebabkan hilangnya lapangan kerja seperti yang dikhawatirkan, namun justru meningkatkan gaji.
Amazon Web Services (AWS), bagian dari Amazon.com, pada Kamis (7/3/2024) merilis penelitian baru yang menunjukkan, ketika AI digunakan sepenuhnya, pekerja di Indonesia yang memiliki keterampilan dan kecakapan di bidang AI diprediksi menerima kenaikan gaji hingga lebih dari 36 persen. Sementara pekerja di bidang teknologi informasi serta riset dan pengembangan akan mendapatkan kenaikan gaji tertinggi.
Untuk lebih memahami tren penggunaan AI yang muncul dan kebutuhan pelatihan di tempat kerja di kawasan Asia Pasifik, AWS bekerja sama dengan Access Partnership untuk melakukan studi regional yang berjudul “Mengakselerasi Keterampilan AI: Menyiapkan Tenaga Kerja Asia-Pasifik untuk Pekerjaan di Masa Depan.”
Di Indonesia sendiri, studi ini melibatkan lebih dari 1.600 pekerja dan 500 perusahaan yang disurvei. Selain kenaikan gaji yang signifikan, 98 persen pekerja di Indonesia mengharapkan, keterampilan AI mereka akan membawa dampak positif terhadap karir mereka.
Termasuk peningkatan efisiensi kerja, minat untuk berkembang secara intelektual, dan juga mempercepat kariernya. Sebanyak 96 persen pekerja di Indonesia menunjukkan minat untuk mengembangkan keterampilan AI guna mempercepat karir mereka, dan minat ini melintasi berbagai generasi.
Sebanyak 97 persen dari Generasi Z, 98 persen dari millennial, dan 93 persen dari Generasi X ingin untuk terampil di bidang AI. Sementara 75 persen dari para baby boomers, yakni kelompok demografi yang identik dengan usia pensiun, mengatakan bahwa mereka akan mendaftar untuk kursus peningkatan keterampilan AI jika ditawarkan.
Penelitian juga menunjukkan, imbal hasil produktivitas dari tenaga kerja yang memiliki keterampilan AI bisa sangat besar bagi Indonesia. Pengusaha yang disurvei mengharapkan produktivitas organisasi mereka meningkat hingga 57 persen karena teknologi AI mendorong inovasi dan kreativitas, mengotomatiskan tugas-tugas yang repetitif, dan meningkatkan alur kerja dan hasil.
Pekerja meyakini, AI dapat meningkatkan efisiensi mereka hingga 58 persen. Perusahaan-perusahaan di Indonesia bersiap untuk fokus sepenuhnya terhadap AI.
“Gelombang AI yang tengah menghampiri kawasan Asia Pasifik, tidak terkecuali Indonesia, mengubah cara bisnis beroperasi dan cara kita bekerja. Penelitian kami menunjukkan bahwa masyarakat secara keseluruhan akan mendapat manfaat dari peningkatan produktivitas, yang akan berdampak pada peningkatan gaji bagi pekerja terampil,” ujar Abhineet Kaul, Director at Access Partnership.
Menurutnya, bertambahnya jumlah organisasi yang diperkirakan akan memanfaatkan solusi dan tools AI secara makin mendalam, ditambah terus bergulirnya inovasi yang didorong oleh AI, menciptakan kebutuhan bagi pengusaha. AI Generatif, yakni jenis AI yang dapat menciptakan konten dan gagasan baru dengan cepat, termasuk percakapan, cerita, gambar, video, musik, dan lainnya, telah menarik perhatian masyarakat umum dalam setahun terakhir, dan teknologi ini sudah mulai mengubah tempat kerja di Indonesia.
Emmanuel Pillai, Head of Training and Certification, ASEAN, AWS, AI generatif menawarkan peluang yang tidak pernah terbayangkan sebelumnya untuk mentransformasi bisnis di seluruh Indonesia. Menurutnya, penelitian ini menunjukkan bahwa keterampilan AI sangat penting bagi tenaga kerja masa depan.
Dari layanan keuangan hingga konstruksi dan ritel, berbagai industri mengadopsi AI dengan cepat. Itulah sebabnya mengapa tenaga kerja yang berkecakapan AI sangat penting untuk menciptakan budaya inovasi dan meningkatkan produktivitas di Indonesia,” ujar Pillai.
Penelitian mengungkap adanya kesenjangan keterampilan AI yang harus diatasi untuk memastikan Indonesia berada pada posisi yang optimal untuk membuka keseluruhan manfaat produktivitas yang ditawarkan AI. Merekrut talenta yang memiliki keterampilan AI merupakan prioritas bagi 96 persen, pengusaha di Indonesia, tetapi 69 persen.
Di antaranya tidak dapat menemukan talenta AI yang mereka butuhkan. Penelitian juga mengungkap adanya kesenjangan kesadaran pelatihan, di mana 67 persen dari pengusaha mengindikasikan, mereka tidak tahu cara menjalankan program pelatihan AI untuk tenaga kerjanya.
Sementara itu, 54 persen pekerja mengaku kekurangan pengetahuan tentang program pelatihan AI yang tersedia.
“AI generatif adalah topik yang terhangat pada era ini, dan berkat AWS, para siswa kami mendapatkan wawasan dan pelatihan yang tak tertandingi tentang bidang tersebut. Sumber daya dan materi yang mendalam dari AWS tentang subjek yang kompleks ini telah mengubah cara siswa-siswi kami belajar, membuat mereka lebih terampil dan percaya diri dalam area yang terus berkembang ini,” ujar Matteo Sutto, CEO, RevoU.
Laporan ini, kata dia, sekaligus mengafirmasi kekuatan AI sebagai pendorong transformasi bisnis. Saat bisnis terus memanfaatkan kekuatan AI untuk merevolusi tempat kerja dan teknologi semakin terintegrasi dalam kehidupan sehari-hari kita.