Digitalnote

Mengatasi Rintangan Berjualan di Dunia Maya

Unsplash/Roberto Cortese
Unsplash/Roberto Cortese

Dampak geliat ekonomi digital, tak bisa dimungkiri lagi dalam pertumbuhan ekonomi nasional. Hasil riset Google, Temasek, dan Bain & Company menunjukkan, lokapasar menjadi pendorong utama ekonomi digital Indonesia pada 2021.

Hal ini tecermin dari nilai gross merchandise value (GMV) sektor tersebut yang diperkirakan sebesar 53 miliar dolar Amerika Serikat (AS). Layanan transportasi dan antar makanan berada di posisi kedua dengan nilai GMV sebesar 6,9 miliar dolar AS pada 2021.

Dengan tingkat pertumbuhan per tahun dari sektor ini tercatat sebesar 36 persen.Dalam rangka kampanye Gerakan Nasional Literasi Digital di Indonesia, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) bersama dengan Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) Siberkreasi menyelenggarakan Workshop Literasi Digital, Kamis, 10 Agustus 2023, di Jawa Barat. Tema yang diangkat kali ini, adalah “Raup Cuan di Era Digital: Atasi Rintangan dalam Berjualan Online”. Kegiatan ini menghadirkan narasumber Praktisi Komunikasi Andi Widya Syadzwina; PP Relawan TIK Indonesia dan Wakil Ketua III STMIK Primakara I Gede Putu Krisna Juliharta serta dosen sekaligus writerpreneur Dian Ikha Pramayanti.

Scroll untuk membaca

Scroll untuk membaca

Pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM), menurut Dian, saat ini sedang tumbuh pesat. Di seluruh Indonesia, jumlah UMKM per 2022 lalu mencapai 8,71 juta unit. Para pelaku UMKM tersebut juga sudah mulai menggunakan metode pemasaran daring untuk menjaring lebih banyak pelanggan.

Salah satunya adalah penjualan lewat media sosial. Ia mengatakan, penjualan produk UMKM melalui media sosial memiliki sejumlah kelebihan, seperti dapat meningkatkan penjualan produk, memudahkan menerima masukan atau umpan balik dari pelanggan mengenai produk yang dijual, serta memperluas target pemasaran. Lewat media sosial, sasaran produk lebih jelas atau mudah diketahui lewat respons pelanggan atau konsumen.

“Jadi, langkah-langkah yang mesti dilakukan agar produk UMKM dapat dipasarkan dengan baik lewat media sosial adalah pertama, terkait pemilihan platform yang digunakan. Pahami target audiens, buatlah profil bisnis yang menarik, produksi konten yang menarik dan relevan, serta lakukan analisis atau evaluasi kerja,” ujarnya.

Dian menyarankan, ada empat platform media sosial yang bisa digunakan untuk cara berbeda dalam memasarkan produk UMKM. Ia mencontohkan, Tiktok amat tepat untuk membangun personal branding.

Sementara aplikasi Whatsapp bisa dipakai untuk mengenalkan produk, promosi, interaksi, maupun closing. Adapun aplikasi Facebook dan Instagram, selain juga bisa dipakai untuk personal branding, juga dapat dimanfaatkan untuk mendatangkan pembeli maupun mengenalkan produk.

Sementara itu, Andi mengungkapkan, ada sejumlah fitur menarik dari berbagai platform media sosial yang dapat membantu mengoptimalkan penjualan produk. Fitur-fitur tersebut antara lain live chat, yang dapat membantu calon pembeli melihat langsung produk yang ia minati, botchat, yang dapat mengirimkan informasi ke pelanggan secara lebih cepat, serta fitur feed, yaitu fitur yang dapat menonjolkan visualisasi produk dan alat promosi produk.

“Ada pula fitur voucher ikuti toko. Fitur ini dapat menambah pengikut sehingga akan lebih banyak pelanggan yang menjadi target pemasaran. Kemudian ada fitur affiliate program, yaitu program untuk mendapatkan komisi dengan cara mempromosikan produk suatu perusahaan,” katanya.

Dalam memasarkan produk lewat media sosial, lanjutnya, penjual sebaiknya mampu mendeskripsikan produknya dengan baik dan jelas. Foto produk harus disertakan. Kemudian, kualitas produk yang dijual harus dijaga.

Jangan sampai kualitas produk dipermasalahkan oleh pelanggan. Tak ada salahnya pula menjual disertai dengan program promo atau diskon.

Terkait keamanan transaksi di dunia maya, Krisna mengingatkan, agar tidak terjebak atau tertipu oleh penjual daring palsu. Pelanggan, kata dia, harus mencermati beberapa hal berikut ini.

Apabila akun penjual tidak mengaktifkan fitur komentar, maka hampir dipastikan penjual tersebut palsu atau bodong. Umumnya, pengikut mereka juga fiktif. “Ada yang meminta pembayaran di muka dan mengajak chat secara pribadi, tidak melalui kolom komentar," kata Krisna. Hampir dipastikan apabila ada penjual daring yang seperti itu, maka prnjual tersebut pasti berbohong.

Ikuti Ulasan-Ulasan Menarik Lainnya dari Penulis Klik di Sini
Image

Technology believer.. tech-society observer.. recovering digital addict